Anies Baswedan: Akankah Pemilu Netral?

Menanggapi apa yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo yang akan cawe-cawe dalam urusan kenegaraan dan kebangsaan, mendatangkan banyak pertanyaan dan kekhawatiran.

Salah satu yang memberikan tanggalan adalah Anies Baswedan yang merupakan kandidat calon presiden di pemilu 2024 mendatang.

Sebagai kandidat yang ikut menyemarakkan pesta demokrasi, Anies dan semua tentu menginginkan pesta politik tersebut berjalan dengan lancar dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Namun setelah pertanyaan presiden yang tidak akan tinggal diam dan cawe-cawe dalam hal yang berkaitan dengan kepentingan bangsa serta negara, akankah proses pemilu akan berjalan netral.

Pemilu yang Netral

Pesta demokrasi di Indonesia melibatkan banyak pihak. Diantaranya pemerintah, penyelenggara atau panitia, caleg, capres, cawapres hingga pemilih.

Sebagai warga negara, masyarakat mempunyai hak untuk menentukan pilihan berdasarkan pilihannya. Ketentuan mengenai tata cara penyaluran suara atau hak pilih sudah diatur oleh undang-undang.

Berkaitan dengan pernyataan presiden Jokowi, banyak pihak yang sanksi dan khawatirkan, akankah pemilu berjalan netral? Sedangkan adanya cawe-cawe tersebut berpotensi sebagai penyebab intimidasi, diskriminasi, kriminalitas, kecurangan sampai penjegalan.

Tindakan kecurangan dan kriminalitas tersebut bisa menimpa penyelenggara yang menjalankan amanat, caleg maupun pihak yang berkaitan.

Sedangkan sebagai bentuk demokrasi harusnya proses pemilu berjalan netral tanpa adanya campur tangan dari mana pun, termasuk pemerintah.

Kekhawatiran tersebut memang tidak salah mengingat banyak hal yang mungkin terjadi. berbagai kepentingan juga bisa berpengaruh pada proses demokrasi yang berlangsung.

Bisa jadi ada kandidat atau penyelenggara yang mengalami tindakan tidak menyenangkan sebagai imbas dari sikap tidak netral.

Hal ini juga banyak ditanyakan kepada Anies Baswedan yang merupakan salah satu calon presiden dan ke Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang mengusungnya.

Menanggapi hal tersebut, Anies menyampaikan bahwa pihaknya tetap berharap pemilu bisa berjalan lancar, fair, netral dan tidak ada intimidasi atau tekanan dan kecurangan.

Pemilu Ajang Adu Gagasan

Lebih lanjut menanggapi tentang proses pemilu yang sebentar lagi akan berlangsung, Anies menyampaikan bahwa ini merupakan ajang adu gagasan, ide dan rekam jejak.

Dalam kompetisi tersebut, kandidat harus menunjukkan kemampuannya dalam bentuk gagasan dan jejak karya yang sudah dilakukan.

Berkaitan dengan hal ini, Anies yang pernah menjabat sebagai gubernur DKI sudah membuktikan gagasan dan jejak karya untuk masyarakat.

Di bawah kepemimpinannya banyak perubahan dan perbaikan yang dirasakan oleh warga DKI. Bukan hanya pembangunan skala besar, fasilitas kecil pun diperhatikan secara detail.

Masyarakat bisa mendapatkan pendidikan lebih baik dan terjangkau. Begitu juga dengan fasilitas kesehatan, semua tersedia dan dapat diakses oleh seluruh warga DKI.

Sarana air bersih, sanitasi dan kepentingan umum lain semua tersedia dengan memadai.

Komitmen Koalisi

Menyikapi adanya pernyataan presiden yang berimbas pada berbagai hal, Anies menjelaskan bahwa tidak ada perubahan di koalisi.

Tim yang mengusungnya ini tetap solid dan komitmen untuk menjalankan semua keputusan yang sudah diambil bersama. Tim tersebut tetap pada agenda dasar yang sudah disusun dan disepakati bersama.

Poin yang mendapat perhatian untuk segera diselesaikan antara lain masalah kemiskinan, penyediaan lapangan pekerjaan, kesenjangan sosial dan menciptakan keadilan.

Semua merupakan PR berat yang harus segera diselesaikan. Kepada pendukung, tim sukses, simpatisan dan kader partai, Anies Baswedan mengajak agar semua terus bersemangat dalam bekerja, solid, bekerja keras serta optimis.

Untuk membangkitkam semangat tim, Anies menyampaikan bahwa semau harus berikhtiar untuk kebaikan bersama. Selama niat baik, cara baik makan akan mendapat kemudahan-kemudahan dalam menjalankannya.

Leave a Comment