Hidup didesa itu aman dari pergaulan yang tidak baik dan lebih hemat dibandingkan dikota. Begitulah kalimat yang sering aku dengar dulu ketika aku masih anak-anak. Sebagai generasi yang menghabiskan masa sekolah dasar di sebuah desa tempat ibuku awal menjadi ASN, membuatku merasa hal tersebut benarlah adanya. Untuk keperluan makan sehari-hari ibuku bisa memasak makanan dengan bahan-bahan yang hampir gratis, aku juga hanya jajan kue tradisional disekolahku. Dan untuk transportasi untuk aku kesekolah dan untuk ibuku bekerja kami sering menggunakan sepeda. Sedangkan untuk kebutuhan membeli pakaian dan sejenisnya kami biasanya hanya beli saat kami pergi ke pusat kota yang jaraknya 5 jam.
Semenjak aku remaja hingga sekarang, aku sendiri sudah tidak tinggal didesa lagi. Akupun sering merindukan suasana kehidupan didesa dulu saat aku dipenuhi dengan berbagai kesibukan dewasa ini. Beberapa bulan lalu aku kembali kedesa tempat aku menghabiskan masa kecilku. Sebelum sampai kesana aku masih mengingat disana itu bisa main di sungai, main sepeda keliling kampung dan melihat keseharian warga yang melakukan berbagai aktifitas tradisional.
Tapi itu hanyalah cerita dulu, dengan perkembangan internet dari telkom Indonesia yang sudah tersebar memasuki desa membuat budaya yang terjadi dipedesaaan dan diperkotaan menjadi membaur. Masyarakat desa yang dulu hanya tau kehidupan didesanya, berkat internetnya Indonesia kini setiap hari dapat melihat banyak hal yang tejadi didunia luar. Yang mana dapat dengan mudah mempengaruhi pola pikir dan perilaku masyarakat yang ada didesa.
Ternyata waktu hampir 10 tahun berlalu membuat semuanya terasa berbeda. Jika dulu pola pergaulan disana sangat sederhana, sekarang terlihat lebih modis bahkan lebih gaya dibandingkan orang-orang yang sehari-hari berakitifitas diperkotaan. Jika dulu pacaran merupakan hal yang tabu terjadi dikalangan anak muda di desaku, kini aku melihat banyak sekali remaja yang nongkrong bersama pasangannya di kafe-kafe kecil yang ada disana.
Jika dahulu tinggal dirumah saja setiap hari sudah cukup dan membuat mereka bahagia. Karena melihat berbagai gaya hidup banyak orang melalui layar handphone nya, menjadikan masyarakat desa juga melakukan traveling dan mencoba berbagai hal baru diluar desa mereka. Mencoba untuk datang langsung keberbagai tempat yang mereka lihat, agar tidak hanya sekedar menjadi penonton dari layar handphone saja. Sehingga asemakin banyak masyarakat yang juga ingin merasakan liburan dan rekreasi ketempat wisata sekedar melepaskan penat ataupun mencari hiburan.
Selain itu menjamurnya jastip (jasa titip) dan adanya marketplace yang pengirimannya menjangkau hingga pelosok desa diseluruh Indonesia. Tidak heran dapat membuat masyarakat disana tidak ketinggalan dengan tren fashion terbaru bahkan beberapa dari mereka yang menggunakan barang-barang branded terkini. Tidak ketinggalan walaupun berada di desa mereka juga sangat up to date dengan perkembangan social media sekarang ini. Ada yang dapat menggunakan kesempatan tersebut untuk berbagai ide kreatif hingga menghasilkan banyak uang, namun ada juga yang menggunakannya secara tidak bijak hingga membahayakan dirinya menjadi incaran kejahatan dan penipuan.
Kembali lagi, manfaat internet merupakan pisau bermata dua yang dapat berdampak baik maupun buruk bagi hidup seseorang, targantung bagaimana dan untuk apa dia gunakan. Kemajuan yang terjadi diberbagai penjuru pedesaan sekarang ini sangatlah bagus dan membuka wawasan masyarakat untuk melihat peluang yang terbuka lebar. Namun, perlu ditekankan keterbukaan akses informasi sekarang ini jangan sampai menghapus budaya sopan santun dan berbagai budaya tradisional yang telah terbangun puluhan tahun. Justru dengan adanya internet dari Telkom Indonesia yang dapat diakses keseluruh pedesaan ini membuat warga desa dapat memperkenalkan berbagai keunikan dan tradisi yang ada didaerahnya kedunia luar, bukan malah mengubah budaya mereka mengikuti gelombang kekinian yang semakin kencang menerpa.